MAKNA SEBUAH TITIPAN
SERING KALI AKU BERKATA, KETIKA ORANG MEMUJI MILIKKU,
BAHWA SESUNGGUHNYA INI HANYA TITIPAN,
BAHWA MOBILKU HANYA TITIPAN NYA,
BAHWA RUMAHKU HANYA TITIPAN NYA,
BAHWA HARTAKU HANYA TITIPAN NYA,
BAHWA PUTRAKU HANYA TITIPAN NYA,
TETAPI, MENGAPA AKU TAK PERNAH BERTANYA, MENGAPA DIA MENITIPKAN PADAKU?
UNTUK APA DIA MENITIPKAN INI PADA KU?
DAN KALAU BUKAN MILIKKU, APA YANG HARUS KULAKUKAN UNTUK MILIK NYA INI?
ADAKAH AKU MEMILIKI HAK ATAS SESUATU YANG BUKAN MILIKKU?
MENGAPA HATIKU JUSTRU TERASA BERAT, KETIKA TITIPAN ITU DIMINTA KEMBALI OLEH-NYA ?
KETIKA DIMINTA KEMBALI, KUSEBUT ITU SEBAGAI MUSIBAH
KUSEBUT ITU SEBAGAI UJIAN, KUSEBUT ITU SEBAGAI PETAKA,
KUSEBUT DENGAN PANGGILAN APA SAJA UNTUK MELUKISKAN BAHWA ITU ADALAH DERITA.
KETIKA AKU BERDOA, KUMINTA TITIPAN YANG COCOK DENGAN HAWA NAFSUKU,
AKU INGIN LEBIH BANYAK HARTA,
INGIN LEBIH BANYAK MOBIL,
LEBIH BANYAK RUMAH,
LEBIH BANYAK POPULARITAS,
DAN KUTOLAK SAKIT, KUTOLAK KEMISKINAN,
SEOLAH SEMUA “DERITA” ADALAH HUKUMAN BAGIKU.
SEOLAH KEADILAN DAN KASIH NYA HARUS BERJALAN SEPERTI MATEMATIKA :
AKU RAJIN BERIBADAH, MAKA SELAYAKNYALAH DERITA MENJAUH DARIKU, DAN
NIKMAT DUNIA KERAP MENGHAMPIRIKU.
KUPERLAKUKAN DIA SEOLAH MITRA DAGANG, DAN BUKAN KEKASIH.
KUMINTA DIA MEMBALAS “PERLAKUAN BAIKKU”, DAN MENOLAK KEPUTUSANNYA YANG TAK SESUAI KEINGINANKU,
GUSTI, PADAHAL TIAP HARI KUUCAPKAN, HIDUP DAN MATIKU HANYALAH UNTUK BERIBADAH…
“KETIKA LANGIT DAN BUMI BERSATU, BENCANA DAN KEBERUNTUNGAN SAMA SAJA”
KATA AKU= Selain Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer, Rendra ialah salah satu sasterawan Indonesia yang aku minat (baru saja mula berjinak2 dengan karya beliau)... Puisi nya memang kena dengan selera halwa telinga aku.
Makna sebuah titipan, puisi nya ringkas dan ringan tapi memang berkait betul dengan kehidupan seharian kita. Di saat kita d kurniakan segala yang indah2 dari Allah sesungguhnya kita lupa yang semua itu hanya pinjaman. Pernah tak kita bertanya dengan diri kita sendiri kenapa kita yang terpilih untuk dapat semua itu??? Tapi di saat semua di ambil kembali, kita menghukum diri kita dan menganggap semua itu musibah.. Sesungguhnya kita manusia tak pernah mengerti hakikat hakiki apakah itu TITIPAN...
Kita selalu berharap hidup ini umpama metamatik, umpama 1 + 1 = 2, tak mungkin 1 + 1 = 10... sebab itu kita slalu berharap jika kita buat baik akan mendapat balasan yang baik2 sahaja. Tapi sayang hidup kita tak slalu indah belaka. Seperti rangkap ini,
KUMINTA DIA MEMBALAS “PERLAKUAN BAIKKU”, DAN MENOLAK KEPUTUSANNYA YANG TAK SESUAI KEINGINANKU,
GUSTI, PADAHAL TIAP HARI KUUCAPKAN, HIDUP DAN MATIKU HANYALAH UNTUK BERIBADAH…
“KETIKA LANGIT DAN BUMI BERSATU, BENCANA DAN KEBERUNTUNGAN SAMA SAJA”
ianya terlalu personal bagi diri aku..padahal diri ini hamba tapi dengan tak malunya kita ingin mintak macam2 dari si Pencipta.. di kala setiap sujud kita untuk-NYA..kita slalu curiga dengan ketentuan ALLAH...
Sesungguhnye semua yg kita ada ada hanya titipan semata2... Allah berhak mengambil semula apa2 sahaja yang di hajati dari kita... di saat itu terjadi redha dan ikhlas dengan apa yang terjadi~~